Rabu, 03 Oktober 2012

Dilema (Antara Rangga dan Morgan)


Ini fanfic ku, enjoyed ya :)

 “Nad,  ayo bangun, sayang” seru Mami sambil menarik selimutku.
“Uh, Nadine masih ngatuk Mi.....” jawabku sambil menarik selimut kembali.
“Ayo bangun nanti kamu telat lho” seru Mami yang setengah berteriak.
“Ahh... nanti Mi”


#DINING ROOM#
“Bang, tolong bangunin adek kamu ya. Kasian nanti kalo telat lagi gimana??, masa kamu sebagai abang ga kasian sama adek kamu” pinta mami sambil membelai rambut ka Rafael.
(mami memang manggil ka Rafael itu abang. Tapi, kalo Nadine udah kebiasaan dari kecil manggilnya yakakak) ;D
“Ck... tu anak susah banget sih dibangunin” Ka Rafael beranjak dari kursi meja makan dan langsung menaiki tangga yang menuju ke kamarku.
“Nad, bangun udah jam setengah tujuh.” teriak ka Rafael *gilak, teriakannya ka Rafael kenceng* (>o
“Ha..., jam setengah tujuh” teriakku sambil membuka selimut
“Iya, cepetan mandi. Ntar, kalo kelamaan kakak tinggal loh” Ancam ka Rafael
“Ye, jangan gitu dong ka. Aku aduin ke mami, Nih”
“Ck... Udah, sana-sana cepetan”

* * * * * * *

“Huh, udah diboongin kalo tadi udah jam setengah tujuh, jadi buru-buru deh aku.Padahal kan ini masih jam enam kurang lima menit. Ini gara-gara ka Rafael aku ga sarapan hari ini, argggg  >__ Gumamku yang masih kesal dengan ka Rafael.

Aku merasa ka Rafael mengok ke arahku kemudian dia fokus untuk menyetir kembali. Mungkin, dia ngerasa bersalah karena udah boongin aku. ;P
“Kamu kenapa sih, kok diem aja” Tanya ka Rafael
“Gapapa kok. Ka”
“Kakak temenin sarapan mau ga, Nad? :D” Bujuk ka Rafael supaya aku ga marah lagi sama dia.
~hening~
“Gini aja deh, nanti kakak yang bayarin. Tapi, kamu maafin kakak ya” Bujuk ka Rafael sekali lagi.
“Tapi, kalo Nadine ga mau maafin kakak gimana?” tanyaku polos
“Ya, kakak ga jadi bayarin kamu” Jawab ka Rafael sambil membetulkan kacamata hitamnya. Dan, aku hanya bisa manyun.
“Hehehe, kakak bercanda kok.” jawabnya sambil mengacak-acak poniku *wooo ka Rafael nyebelin (“-__-)*
“Ya deh, Nadine maafin kakak”
“Nah, gitu dong”

 # # # # # # #

Setelah kami berdua sarapan di Café yang lumayan dekat dari sekolah, kemudian kami melanjutkan perjalanan untuk pergi ke sekolah.
Setelah kurang lebih 10 menit perjalanan, kami sampai di Universitas Harapan, itupun kami sampai disana 20 menit sebelum bel masuk.
Aku turun dari mobil ford merah milik kak Rafael terlebih dahulu.
“Ka, Nadine duluan ya” kataku sambil melambaikan tangan.
“Iya, nanti jangan lupa BBM kakak ya”
Aku cuman mengangguk.

#DEPAN AULA#
*BRUKKK* tanpa sengaja aku menabrak seorang laki-laki, yang gak asing lagi bagi aku.
“Eh, kalo jalan liat-liat dong” seru cowok yang aku tabrak tadi.
“Maaf, ya aku lagi buru-buru nih.” Jawabku sambil merapikan poni.
“Maaf-maaf, lain kali hati-hati dong... Dine”
“Oh, hehehe. Sekali lagi aku minta maaf, ya Ham”
“Iya gapapa kok” seru Ilham sambil berlari menuju kelasnya.
Akhirnya, aku segera menuju ke kelas. Aku hanya tersenyum saat mengingat masa lalu ku dengan Ilham.

#CLASS#
“Pagi, Nad” Sapa Kanza, teman sebangku.
“Pagi juga, Za” jawabku sambil tersenyum.
Akupun langsung menuju ke meja yang bisa aku tempati, setelah aku menaruh tas aku menuju ke kursi belakang untuk menghampiri sahabatku, aku sudah cukup lama bersahabat dengan mereka bertiga. Walaupun sahabatku tiga orang laki-laki dan hanya aku satu-satunya perempuan. Yap, aku, Rangga, Morgan dan juga Dicky. Kami sudah bersahabat sejak kelas 1 SD sampai sekarang. Jadi, dari SMP, sampai SMA pun kita tidak ada yang berpisah, jadi kami bersama-sama terus.
Aku melihat mereka berdua asik berbincang dengan Mirza, siswa baru dikelas kami. Akupun memutuskan untuk mengejutkan mereka bertiga.
“Pagi, Ga, Mor, Dick” Sapaku sambil mengebrak meja mereka.
Rangga, Morgan dan Dicky pun sontak kaget, termasuk Mirza.
“Nadine kebisaan deh lo” bentak Dicky.
“Hehe... maaf ya, aku ga sengaja, abis kalian ga tau kalo aku udah dateng.” ujarku sambil duduk disamping Rangga.
Kami bertiga pun asik berbincang hingga bel masuk berbunyi.
“stsss... Bu Killer dateng. Nad, bu killer dateng loh udah sono balik ke kursi lo” Seru Alex selaku ketua kelas.
Akupun langsung kembali ke tempat dudukku.
“Selamat pagi anak-anak” Seru bu Killer *eh, maksudku dia Bu Grace selaku guru Sejarah dan wali kelas kami. >__
“Pagiii bu”
“Keluarkan tugas kalian dan kumpulkan ke depan” Katanya.
“Nadine.... Mana tugas kamu?” Tanyanya sambil melempar spidol ke arahku.
“Umm.... ma..maaf, bu. Tugas sa...saya ke...” Jawabku terbata-bata *bukan gagap lho ya -__-“*
“Ketinggalan apa memang belum buat?” Tanyanya sekali lagi dengan setengah berteriak.
“sebenernya sa...saya belum buat” Jawabku dengan suara yang pelan.
“Kenapa ibu mau tau alasan kamu”
“soalnya saya...”
“halah, pasti Nadine asik pacaran sama mereka bertiga tuh. Ya gak temen-temen” jawab Nindy sambil menujuk Morgan, Rangga, dan juga Dicky
“Yap, bener tuh. Sampe-sampe ngerjain tugas aja lupa. Hahaha” sambung Angle.
“arggg.... bener-bener tuh nenek sihir nyebelin bangetttt. Pengen aku jambak rambutnya, ish... >__ gumamku kesal.


* * * * * * *

#sepulang sekolah#
“Nad, cabut yuk” ajak Dicky sambil memegang pundakku.
“Iya ya, bawel kamu. Oh, iya kira-kira ka Rafael udah pulang apa belom ya?” tanyaku polos kepada Rangga.
“Maybe” jawab Rangga
“Yah, pulang sama kakak kamu lagi?” Tanya Morgan sambil memasukkan BB ke kantong celananya.
“Iya nih, Gan”
“Wah, Morgan itu cowok yang sopan banget sama cewek yah, walaupun dia kalo ngomong sama temennya pake “Lo - gue”. Tapi, kalo ngomong sama aku, dia pake “aku - kamu”, padahal dia ga begitu sama cewek-cewek lain. Apa jangan-jangan, dia itu....., iiiiiihh, aku ini ngomong apa sih, ga mungkin banget kalo Morgan itu suka sama aku” gumamku
~hening~


#To Be Contiued#
(by : veh)